Breaking News

Sunday 11 July 2010

Tradisi - tradisi Pernikahan di Masyarakat Cilegon


Malam semakin menampakan dirinya. Suara hiruk pikuk manusia terhenti ketika waktu sudah menunjukan pukul 24.00. akan tetapi dirumahku masih ada beberapa orang yang masih disibukan dengan persiapan untuk keberangkatan pengantin pria. Mulai dari menghias mobil yang hendak dipakai oleh mempelai pria, sampai dengan hal-hal yang perlu di bawa. mulai dari Panglawad, Tumpeng, Kue, sampai dengan Kelapa dan Tebu tak ketinggalan begitulah salah satu adat di masyarakat Cigading Cilegon. Adat yang sudah membudaya di kalangan masyarakat Cilegon yaitu bawaan yang hendak diberikan kepada mempelai wanita.

Tepat waktu menunjukan pukul 01.00 kami semua kelelahan setelah seharian menerima tamu di rumah kami. bukan hajatan hanya selamatan kecil yang sebenarnya dijadwalkan sampai dhuhur walaupun kenyataannya sampai sore. itu juga merupakan salah satu adat di masyarakat cilegon. Selamatan kecil di pihak pria sehari sebelum di pihak perempuan sambil mengumpulkan Juwadah (Tumpeng dan sejenisnya) begitulah orang Cigading menyebutnya.
***

Di pagi hari setelah kami semuanya bersiap-siap, ada hal-hal yang unik pula yang aku dapatkan. Saudari perempuanku di sibukkan dengan mencari Jarum Tangan dan Sempilan Atap yang terbuat dari daun kelapa atau masyarakat Cigading menyebutnya dengan sebutan "Welit". Pada Awalnya aku bingung untuk apa ? ternyata untuk di selipkan di Peci yang aku pakai. Konon katanya dengan begitu kita tidak akan merasa Grogi dan akan dilancarkan ketika hendak Ijab qabul. Sebenarnya aku tidak mau, tanpa semua itupun aku sudah yakin Allah akan lancarkan...tapi dari pada aku harus adu mulut dengan saudariku hanya karena masalah-masalah sepele...akhirnya aku ikutin juga. Sebenarnya menurut aku itu hanya Mitos yang berkembang di kalangan masyarakat Cilegon. Coba kita pikir bersama apa kaitanya dengan Jarum dengan lancarnya kita ketika ijab qabul...

Tepat jam 07.00 kamu berangkat. Pengantin Pria menggunakan Mobil Honda Jazz di kawal oleh beberapa mobil pribadi, dan tak lupa pula teman-temanku dari tim motor Kompak yang setia mengawal kami. sesampainya disana kami disambut dengan pengalungan Bunga dan langsung digiring untuk memasuki Masjid. Karena akad nikah dilaksanakan di Masjid.Setelah kedua mempelai dan orang tua kami sudah berkumpul pembawa acara memandu jalannya acara. Mulai dari pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an, Prosesi Akad Nikah, Seserahan yang dilaksanakan oleh pihak keluarga mempelai pria dan penerimaan dari pihak keluarga mempelai wanita, dan terakhir penutup.

Setelah selesai prosesi Akad Nikah,,kami digiring untuk duduk di pelaminan,,,tapi ketika kami baru keluar dari Masjid kami disambut dengan acara Sesembahan,,Istilah tempat tinggal Istriku,,,Sesembahan itu Uang Recehan yang dicampur dengan beras kuning..kemudian di taburkan ke kedua mempelai...dan anak-anak bertaburan untuk memungut recehan yang di taburkan.kemudian kami berdua didudukan pada dua kursi yang saling berhadapan dan kemudian di tutup dengan menggunakan Sarung,,,yang demikian itu masyarakat Cilegon menyebutnya dengan istilah " Buka Pintu" di iringi dengan Yalilan,,, dan disambung dengan Saweran,,, dimana disediakan tempat di depan kedua mempelai,,,dan kemudian para keluarga kedua mempelau dan tamu Undangan di persilahkan untuk nyawer,,,

Begitulah tradisi-tradisi yang sudah melekat dikalangan masyarakat Cilegon,,walaupun itu hanya adat tapi seolah itu sudah menjadi hal yang di haruskan di acara-acara pernikahan yang dilaksanakan di Cilegon.

No comments:

Post a Comment

Side Ads

Connect Us

Footer Ads

Recent

Designed By VungTauZ.Com