Breaking News

Sunday 8 May 2011

Belajar Dari Karakter Tanah



Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(Al-Alaq 1-5)


Segala Puji Hanyalah Mutlaq hanya milik Allah SWT, dengan karuniaan ni'matnya sehingga kita masih bisa melaksanakan aktifitas seperti biasa. Dan Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Kita Muhammada sebagai Uswah Terbaik bagi kita dalam seluruh aspek kehidupan, dalam setiap tindak tanduknya merupakan cerminan Al-Qur'an dan Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan syafaatnya di Akhirat Kelak.

Sahabat, setiap umat Islam pastilah tidak asing dengan Surat di atas surat yang pertama kali diturunkan yang merupakan tonggak pelajaran yang pertama dalam sejarah perjuangan rasulullah Muhammad SAW, sekaligus merupakan awal kenabian dan kerasulan, sebagai sebuah ayat perintah untuk membaca kondisi Alam di sekitar beliau. Karena hakikatnya Pengertian “membaca” secara luas, bukan sekadar pemahaman terhadap rangkaian aksara sebagai simbol pengertian, tetapi lebih jauh hendaklah juga kita maknai sebagai upaya merenungi, mengkaji dan memahami berbagai fenomena, dalam kaitannya dengan peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, oleh karena itu ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, adalah “ Iqra” yang merupakan sesuatu yang sangat penting, yang dengannya kita mampu membuka cakrawala dunia, yang dengannya pula kita mampu mempu memunculkan teori-teori atau ilmu-ilmu yang bisa memberikan sebuah perubahan dalam kehidupan kita.

Salah satunya mengenai unsur tanah. Tanah yang terkadang kita anggap rendah. Tanah yang sering kita injak-injak. Padahal tanpa kita sadari kitapun awalnya dari tanah dan akan berakhir menjadi tanah.

Dalam hal tanah Penulis dalam hal ini mengutip Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Amir Al Asy'ari, dari abu Usamah, dari Buraid, dari Abu Bardah, dari Abu Musa, Bahwa Rasulullah SAW bersabda :

"Perumpamaan petunjuk dan Ilmu, yang Allah mengutusku untuk menyampaikannya, seperti hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur, mengisap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang banyak. Ada pula yang keras, tidak mengisap air sehingga tergenang. Lalu, Allah menjadikannya bermanfaat bagi manusia. Mereka dapat minum, memberi minum (hewan ternak), dan bercocok tanam (bertani). Adapula hujan yang jatuh ke bagian lain, yaitu di atas tanah yang menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang memanfaatkan apa yang diperintahkan Allah kepadaku untuk disampaikan dan dipelajari, dan diajarkan. Begitu pula perumpamaan orang-orang yang tidak mau memikirkan dan mengambil pelajaran dari petunjuk Allah yang diutuskan kepadaku untuk disampaikan."

Menurut hadits di atas ada tiga orang yang memiliki karakter seperti halnya tanah.

Yang Pertama :
Tanah yang dapat menerima air hujan sehingga menjadi hidup subur setelah sebelumnya kering lalu menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang berguna bagi manusia dan hewan. Sama halnya dengan manusia Ketika menerima hidayah dan ajaran agama dia akan menerimannyasehingga hatinya akan menjadi hidup. Dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain dan dia dapat mengambil manfaat darinya dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Kemudian Tipe yang kedua :
Tanah yang tidak mengambil manfaat air hujan bagi dirinya sendiri, tetapi tanah tersebut tetap berguna, yaitu memiliki kandungan air sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia dan hewan. Begitu juga dengan manusia dia memiliki hati yang yang menerima dan mengetahui hidayah dan petunjuk Allah SWT, tetapi mereka tidak mencurahkan upaya dalam mengambil manfaat dari kandungan dan hukum darinya. Mereka sama sekali tidak berupaya untuk mengamalkannya dan menaati hidayah dan petunjuk tersebut. Mereka hanya menghafalnya saja, ketika ada orang lain yang hendak mempelajarinya barulah orang tersebut dapat mengambil manfaat dari agama dan mengajarkannya kepada orang lain.

dan Tipe yang ketiga:
Tanah tandus yang tidak bisa menyimpan air dan tidak menumbuhkan tanaman yang berguna bagi manusia dan hewan. Begitu juga tingkatan ketiga dari golongan manusia mereka tidak memiliki hati yang menerima dan menghafal petunjuk dan ajaran Allah SWT, ketika mereka mendengar sebuah ilmu disampaikan, mereka sama sekali tidak memperhatikannya sehingga mereka sama sekali tidak berguna bagi orang lain.

Begitulah karakter tanah yang terdapat ibroh didalamnya. Sahabat masih banyak ayat-ayat kauniyah yang lain yang masih bisa kita baca.

Maha Suci ALlah yang telah menciptakan sesuatu dengan segala bentuk tujuan penciptaannya.
Read more ...

Side Ads

Connect Us

Footer Ads

Recent

Designed By VungTauZ.Com