Breaking News

Friday 15 January 2010

ANAK KECIL KULI SUARA

Tepat waktu menunjukan jam 09.00 aku, titin dan pa Mustofa berangkat, tujuannya ke Bogor yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAIT) Syahid Sahiran, untuk mengikuti kegiatan Workshop Kewirausahaan yang diadakan oleh Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten setelah kurang lebih 2 jam aku dan titin menunggu, barulah p mustofa datang, sebenarnya aku juga kesal dengan ulah pa mustofa dosen computer itu, bagaimana tidak aku dan titin disuruhnya datang ke kampus jam 07.00 tapi dia malah datang jam 09.00 ya tentunya dengan berbagai alasan, Nyuci dulu lah, inilah, itulah, tapi ya sudahlah yang penting kita berangkat .
Kami berangkat dari simpang menuju merak dengan menggunakan Angkutan Umum pelat merah dan kami berhenti di Halte Propelat, tidak lama kemudian Bus jurusan Merak – Bogor datang, beruntung sekali kita biasanya Nunggu cukup lama ini terhitung cepat, tutur pa Mustofa, Pa mustofa duduk berdampingan dengan Titin, dan aku lebih memilih untuk sendiri agar leluasa, Bus merayap menuju ke Terminal pakupatan yang pasti untuk nyari tambahan penumpang karena aku perhatikan masih banyak kursi yang belum terisi oleh penumpang, lalu lalang pedagang, Pengemis yang hanya bermodalkan Assalamualaikum, yang kalo aku lihat dari penampilan tidak layak menjadi seorang pengemis karena dilihat dari fisik masih cukup tegar sebenarnya masih bisa untuk bekerja, ditambah dengan kuli suara yang menambah kepalaku tambah pusing bukanya malah menghibur gimana mau menghibur suaranya fals udah gitu minta nya agak sedikit maksa akhirnya dengan berat hati aku berikan satu uang logam, sekitar kurang lebih setengah jam bus berhenti barulah bus itu meluncur.
Di tengah perjalanan Bus berhenti di salah satu Pom Bensin, tidak selang beberapa menit ada dua orang anak kecil satu perempuan satu laki-laki, mereka membuka dengan sedikit prolog, kemudian mereka bernyanyi dengan suara yang belum tatas dengan nafas terputus-putus anak kecil itu beryanyi, ku tarik nafas panjang-panjang ku keluarkan sedikit-demi sedikit dadaku berat terasa Aku tersentuh dibuatnya bukan karena syair lagunya, bukan karena alunan musiknya, akan tetapi anak seusia mereka harus hidup dijalanan mengharapkan belas kasihan para penumpang dengan menjual suara, Ya Allah Aku termasuk orang yang masih beruntung, kenapa aku tidak pandai bersyukur, Aku bisa sekolah, bahkan sampai menikmati bangku kuliah tapi mereka terpaksa harus hidup dijalanan mengikuti arus Bus kemana melaju, mereka lupa akan waktu, setelah anak kecil itu selesai ku keluarkan uang bukan logam tapi satu lembar ribuan mudah-mudah bisa sedikit meringankan berat yang ada di dadaku.

No comments:

Post a Comment

Side Ads

Connect Us

Footer Ads

Recent

Designed By VungTauZ.Com