Breaking News

Thursday 24 February 2011

Dimatamu,

Aku mungkin saja hanya ilusi atau bahkan mimpi belaka. Tapi aku tak peduli karena bagiku, kangen dan rindu ini begitu jelas untuk mu

Aku merasakan sesuatu saat ini, rindu akan dirimu, rindu melihat dirimu, rindu dengan senyuman dirimu. Hangat nya kecupan bibirmu menyentuh keningku, masihh sangat ku rasakan hingga saat ini. Hari ini mentari bersinar cerah, ku berharap diriku akan secerah mentari itu. Yang akan terus menyinari dirimu. Lamunan matahari merindukan bulan, mimpi bulan menunggu saat pertemuan.

Mengapa harus terjadi?
Apa yang sebenarnya terjadi?

Dirimu begitu cepat masuk kedalam hidup ku
Tapi, apakah pantas aku seperti ini. Apakah hanya waktu yang bisa menjawabnya. Hatiku yang terbelenggu tidak bisa dibohongi oleh perasaan ini. Jika kau tidak ada mengapa mata ini selalu ingin mencari untuk melihatnya. Jika kau bicara mengapa telinga ini igin selalu mendengarnya. Jika tangan ini dingin mengapa selalu ingin digenggamnya.

Ya Alloh berilah petunjuk kepada diriku ini. Apakah aku salah seperti ini?
Salahkah diriku menyayangi dirinya.




Jendela Sunyi

di jendela wajahmu menyatu dengan daunnya dalam

rindu mendalam pada derak roda pedati yang mulai rusak

ingatlah kasih, kuda ini telah menangis, perih yang teriris rindu

membeku di ujung belati

ku ingat sisirmu yang menngantung letih di rambut

masih adakah hitam disana? sehitam kepulan asap dapurmu

tempat ku bersembunyi dari mimpi tadi pagi

kasih, sebentar lagi perjalanan ini akan menyudahi panjangnya

karena kuda ini juga tahu apa yang dibawanya;

berton-ton surga surga yang tak lagi menaruh angka




puisi cinta
Aroma Itu.. Dia pasti Kekasihku






Tertegun aku.

Kuhentikan sejenak tatapku pada kekasihku.
Kemudian berdiri mencoba menyelidiki sesuatu dengan tatapanku.
“Aroma itu” Gumamku.
Sebuah wangi yang tak asing.
Wangi khas gadisku dimasa lampau.
Wangi yang memang hanya dia pemiliknya.
“Disinikah dia kini?”
Kulihat kearah kerumunan itu.
Memperhatikan tiap celah lalu lalang orang-orang disana.
“Mungkinkah dia?”
Tak kudapat.
Tak kutemui dia.
Akupun terduduk.
Lalu kugenggam jemari wanita disampingku.
“Kaulah kekasihku kini”
Dia hanya tersenyum bingung.





Rindu

Di sekelip cemasku yang mendalam
Terselip kerinduan yang mendalam
Pada gelisahku yang kian gusar
Cemburu di hatiku mulai terbakar

Cemas dengan ketiadaanmu
Rindu akan kehadiranmu
Gelisah menanti kedatanganmu
Cemburu tak menentu

Duhai kau insan tersayang
Jauh pergimu ke tanah seberang
Menyisakan bayangmu dalam bingkai kenang
Akankah engkau segera pulang ??

Cemasku membias curiga
Cemburuku kian membara
Sedang rinduku mengharap
Semua itu hanya prasangka

Wahai insan tercinta
Bilakah kau rasa apa yang kini ku rasa
Ketika tanpamu waktuku berlalu hampa
Adakah kan datang suatu masa untuk kita kembali bersua
. . .




Pengorbananku


Beribu cinta datang padaku, beribu penolakan kuberikan
Beribu harapanku padamu, namun belum jua tersapa salamku padamu
Belum berpihak jua cintamu padaku

Samudra mana yang tak pernah kusebrangi ?
Gunung mana yang tak pernah kudaki ?
Langit mana yang tak pernah kutatapi ?
Dan daratan mana yang tak pernah kujejaki ?
Hanya demi melihat senyummu, hanya demi mendengar suaramu
Dan hanya demi merasakan keberadaanmu
Jawablah wahai Pujaanku . . .

Seberapa dalam lagi ku harus terjatuh ?,
Seberapa tinggi lagi ku harus melompat ?,
Seberapa jauh lagi ku harus berlari ?
Dan seberapa cahaya lagi ku harus terangi kegelapan ini ?
Jawablah wahai Pujaanku . . .

Seberapa jauh lagi pengorbananku ?
Sampai kapan aku harus menunggumu ?
Tahukah kau waktu trus berputar ?







Kembang Ungu


Kembang Ayu yang tumbuh di tengah rimbunnya dedaunan.
Saat ku menyeruak diantara belukar yang tak rela kuncupmu mengembang , seakan kelopak indahmu terbelenggu…
Sungguh wangimu di terpakan angin yang merindukan indahnya senja saat sang surya hangatkan dada , Berdegup kencang di terpa angan…
Kembang ungu tak rindukah kamu pada sejuknya embun yang datang saat gelap bersama kekasihnya sang malam…
Mungkinkah senja itu samarkan warna indahmu karena kulihat jingga di ufuk pantai merona-rona di butiran pasir putih yang bercerita tentang deburan ombak pantai ataukah luka goresan tajamnya karang…

Hanya demi waktu saat ku tak mampu sibakkan tiraimu…
Dan Demi Waktu jangan pudarkan unguku oh hujan….
Tunjukkan kebesaranmu… Tuhan

Cilegon, 13 Sptember 2008
Hanya di saat ku merindu……





Hati Yang Menjerit..
malam ini terasa hening
tak satupun yg mnemani
membayangkan wajah
yg tak pernah bisa kuu lupaa..

malam ini akuu sendiri
gelap malam terasa mencekam
namun tak pernah bisa
ku lepaskan bayangmuu..

kasih..
apakah kau mendengar jeritan hatikuu??
yang merintih perih,
tersayat karena luka yg kau beriii..

namun kuu tak pernah peduli,,
namun kuu tak pernah berhenti,,
betapapun sakitnya ituu,,
karna akuu begitu sangat menyayangimuu..






Semua Tentangmu


Di ujung lembayun senja
Lamunan berhenti di bayangmu
Bayang yang selalu menjadi mimpi
Pada hati yang menunggu

Di gelapnya temaram bulan
Khayalanku jatuh di dirimu
Sosok yang terus melekat dalam jiwa
Bersama rindu yang mendera

Di terbitnya sang fajar
Pikiranku masih tentangmu
Pada diri yang tertanam di relung
Yang menjadi paruhan hidup


JANJI KU

janjiku untuk mu
akan ku lukai dirimu
dengan cinta ku
bayang_bayang rindu
kenangan_kenangan manis
rintihan_rintihan penantian sepi ku
sehingga aku selalu hadir dalam ingatan mu
kan ku buat kau gila
dengan manisnya madu cinta
akan ku penuhi ruang hati mu dengan asa
setiap detik waktu
sehingga tak akan tersisa untuk orang lain
akan ku letakkan harapan
ku selipkan kata penantian
maka kau akan takut kehilangan ku
biar kita bisa berkubang dalam sepi
bersama kita ….
berteman airmata
bercanda dengan luka
jiwa kita terkubur dalam imaji
dan menyatu dalam debu
karena kita teramat saling mencintai
aku berjanji
akan tetap menjaga rahasia ini
seorang diri ….




Teman Terkasih…


TEMAN,
SAAT PERTAMA AKU MENGENALMU,
KAMU ADALAH SEPERTI YANG SUDAH-SUDAH,
DAN KAMU TETAP AKU ANGGAP TEMAN.

TEMAN,
SAAT KITA SALING BICARA,
BANYAK CERITA YANG SERING KITA DENDANGKAN,
DAN KAMU TETAP AKU ANGGAP TEMAN.

TEMAN,
SAAT KAMU MENANGIS DI SINI,
BANYAK RASA DAN EMPATIKU TERTUMPAH UNTUKMU,
DAN KAMU TETAP AKU ANGGAP TEMAN.

TEMAN,
SAAT KEKASIHMU ACUHKAN KAMU
DADAKU TERASA SESAK DAN INGIN MELEDAK,
DAN KAMU TETAP AKU ANGGAP TEMAN.

TEMAN,
SAAT KAU TERSENYUM
MELIARKAN KELUCUANMU DAN KOBARKAN KEBAHAGIAAN,
DAN KAMU TETAP AKU ANGGAP TEMAN.

TEMAN,
KINI SAAT KAU KEMBALI, JUSTRU AKU INGIN PERGI
PERGI TANPA HARUS MENINGGALKAN KAMU, TEMANKU.

KEMBALILAH TEMAN,
MAKA AKU AKAN SEGERA PERGI, PERGI SEJAUH JARAK PANDANGMU

DAN
TERNYATA, AKU MENCINTAI KAMU, TEMANKU….


www.puisiku.net
Read more ...

Antara Dua Pilihan.


Matahari memerah seperti bundaran api yang siap membakar tubuh-tubuh penuh noda di siang itu. Seprti biasa Andi menjalankan aktifitas rutinnya. Yakni aktifitas yang biasa dilakukannya dalam kesehariannya seperti Datang ke Sekolah untuk melaksanakan kewajibannya menjadi seorang yang mengabdi disebuah SLTA Swasta yang ada di Kota Cilegon. disamping aktifitasnya di sekolah ia juga memiliki aktifitas tambahan yakni Kuliahnya yang sekarang sudah menginjak semester VIII (delapan) di sebuah kampus swasta yang ada di wilayah Cilegon.

Disela-sela kesibukannya, beruntunglah ada sosok istrinya yang selalu senantiasa setia mendampingi dan memberinya motivasi dikala ia sedang ditimpa banyak masalah. Sekarang Andi sedang disibukkan dengan Persiapan untuk melaksanakan KUKERTA atau dengan kata lain Kuliah Kerja Nyata. yang merupakan salah satu rangkaian mata kuliah yang harus diikuti oleh Mahasiswa sebelum kelulusannya.

Ketika ia dan istrinya sedang berkunjung ke rumah Ibundanya tercinta. tiba-tiba datang seorang anak laki-laki misbah namanya.
"Kang Salam sing Mame, Bapane kakang gering jegeh kakange dikon merane"

" Oh iye teng nuhun " Demikian Andi menjawabnya.

Kemudian keesokan harinya, Andi dan Istrinya langsung berangka ke ruamah bapaknya di sebuah perkampungan yang ada diwilayah kabupaten Serang.

" Assalamu'alaikum...."
" Assalamualaikum,,,,"
tak ada yang menjawab.

kemudian ditengoknya dari jendela yang terbuka, ada sosok seoarang laki-laki tua yang sedang tergolek lemah. yang tidak lain adalah bapaknya Andi.

Andi dan istrinya langsung masuk melewati jalan belakang. langsung menerobos masuk dan ditatpnya laki-laki tua itu. tanpa terasa butiran-butiran putih bersih jatuh dari sudut mata andi.

Batinya merintih, merasa terkoyak ketika melihat orang tuanya. tidak ada yang mengurus lebih menyakitkan lagi kini badannya sudah mulai bengkak-bengkak.

" Ya Allah berdosakah aku, karena menterlantarkan orang tuaku....."
Ampuni Aku Ya Allah....

Andi dan Istrinya duduk disebelah bapaknya, dikupasnya sebuah jeruk,,,yang bapaknya memakannya hanya beberapa saja.

" Wis Bapemeh ning Ulih mah arep melu ng Sire be yah"
Andi diam tak menjawab, bukan karena Andi tak mau mengurusnya.
tapi akan ditempatkan dimana bapaku.

Dirumah tidak mungkin. Karena ibu andi sudah menolak, dan tidak menerima bapaknya kembali ke rumahnya. mungkin karena hatinya yang sudah tersakiti oleh bapaknya.

JIka Andi bAWA ke rumah istrinya juga tidak mungkin.....

Ya Allah,,,,, Apa yang harus aku lakukan.....

JIka Tubuhku bisa ku belah dua, kemudian dua-dua hidup,,, akan aku bagi, biarlah satu ikut untuk mengurus bapak, dan sebelahnya untu mengurus ibu,,,,,tapi,,,,,,,
MUngkinkah,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Alllahuakbar.........Astagfirullah....
Read more ...

Side Ads

Connect Us

Footer Ads

Recent

Designed By VungTauZ.Com