" Penderitaan adalah api yang membentuk emas, atau api yang mengubah kayu menjadi arang yang legam " ( Mario Teguh )
Dalam kehidupan ini ada orang yang baik, ada pula yang menjadi pendengki. Karena tersiksa oleh kesalahan pengertiaanya sendiri mengenai kehidupan. Pasti telah banyak berita dan undangan baik yang ditolaknya dengan tegas, karena tidak sesuai dengan cara-caranya sekarang.
Dia bersikeras untuk mempertahankan cara-cara yang telah membuatnya gelisah melihat orang lain, yang lebih bahagia daripada dirinya. Dia menolak segala kemungkinan bahwa ada orang yang bisa hidup dalam kasih sayang yang indah, karena dia sendiri sedang hidup dalam kecurigaan dan kehawatiran dan ketidakjelasan.
Bila demikian yakin bahwa dia benar. Apakah kira-kira yang telah disumbangkan oleh keyakinan itu pada hidupnya sekarang. Bila dia demikian benar, megapa ia perlu mempertahankan diri. Bila dia cukup mencintai dirinya sendiri, dia akan menerima undangan-undangan baik untuk menjadikan dirinya lebih baik.
Dalam hidup ini terkadang kita merasa kesal. Kesal terhadap kelemahan kita. Kesal terhadap kekurangan kita. Kesala terhadap segala ketidakmampuan kita. Semua itu membelenggu diri kita membuat kita tidak berdaya melakukan sesuatu yang lebih mulya dari sekedar merasa kesal. Karena semuanya kembali kepada kita.
Perasaan aku lemah, akau tak bisa apa-apa, aku tidak punya kemampuan apa-apa. hanyalah sebuah perasaan yang akan mengkerdilkan diri kita. padahal setiap manusia punya hak untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Orang cerdas akan melihat kritikan sebagai cambukan, membebeskan diri dari penyakit-penyakit di atas adalah sebuah keharusan. Hal yang perlu di ingat besi itu akan bernilai ketika ia telah selesau dari tempaan. Begitupun dalam hidup kita. Penderitaan adalah ibarat sebuah tempaan untuk mendapatkan sebuah kemulyaan. Nikmati prosesnya diteruslah bergerak untuk mnjadi lebih baik....
Dalam kehidupan ini ada orang yang baik, ada pula yang menjadi pendengki. Karena tersiksa oleh kesalahan pengertiaanya sendiri mengenai kehidupan. Pasti telah banyak berita dan undangan baik yang ditolaknya dengan tegas, karena tidak sesuai dengan cara-caranya sekarang.
Dia bersikeras untuk mempertahankan cara-cara yang telah membuatnya gelisah melihat orang lain, yang lebih bahagia daripada dirinya. Dia menolak segala kemungkinan bahwa ada orang yang bisa hidup dalam kasih sayang yang indah, karena dia sendiri sedang hidup dalam kecurigaan dan kehawatiran dan ketidakjelasan.
Bila demikian yakin bahwa dia benar. Apakah kira-kira yang telah disumbangkan oleh keyakinan itu pada hidupnya sekarang. Bila dia demikian benar, megapa ia perlu mempertahankan diri. Bila dia cukup mencintai dirinya sendiri, dia akan menerima undangan-undangan baik untuk menjadikan dirinya lebih baik.
Dalam hidup ini terkadang kita merasa kesal. Kesal terhadap kelemahan kita. Kesal terhadap kekurangan kita. Kesala terhadap segala ketidakmampuan kita. Semua itu membelenggu diri kita membuat kita tidak berdaya melakukan sesuatu yang lebih mulya dari sekedar merasa kesal. Karena semuanya kembali kepada kita.
Perasaan aku lemah, akau tak bisa apa-apa, aku tidak punya kemampuan apa-apa. hanyalah sebuah perasaan yang akan mengkerdilkan diri kita. padahal setiap manusia punya hak untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Orang cerdas akan melihat kritikan sebagai cambukan, membebeskan diri dari penyakit-penyakit di atas adalah sebuah keharusan. Hal yang perlu di ingat besi itu akan bernilai ketika ia telah selesau dari tempaan. Begitupun dalam hidup kita. Penderitaan adalah ibarat sebuah tempaan untuk mendapatkan sebuah kemulyaan. Nikmati prosesnya diteruslah bergerak untuk mnjadi lebih baik....
No comments:
Post a Comment